بسم الله الرحمن الرحيم
“Duhai, Tuhan ku. Harapanku kepada Mu tak pernah putus meskipun aku berbuat maksiat kepada Mu. Kecemasanku tak akan pernah sirna meskipun aku menaati Mu.”
(Ibnu Athaillah dalam Lathâ'if al-Minan)
Suatu pagi yang syahdu sedikit, aku membaca tafsir al-Qur’an
surat Alam Nasrah ayat 5 dan 6, lalu menemukan kalimat yang disukai mataku,
dadaku;
ان الله يحب الملحين
فى الدعاء.
Ternyata itu adalah hadits Kanjeng Nabi saw.
Aku maknai satu per
satu, namun kesulitan dalam memaknai lafadz “الملحين”.
Iseng-iseng, aku tak sengaja menekan frekuaensi radio yang ternyata menyiarkan pengajiannya entah
siapa—semoga Allah meridhai dan menjadikan ilmunya manfaat-berkah untuknya juga
untuk kita—yang seakan kebetulan mengucapkan hadits ini; Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang merengek dalam berdoa'.
Oh, duhai yang
hatiku ada di dua jarinya
Bagaimana aku
tak merindukan bila ternyata aku Kau jauhkan dari Mu
Semakin Kau
jauhkan, semakinlah aku merindu
Kau berbisik pada
kekasih terkasih Mu; bila hamba Ku mendekat sejangkal, Aku mendekat.....
Bagaimana aku
mendekat bila Kau tak mendekat, duhai Kekasih para atom?
Entahlah; karena
bagaimanaku tanpa bagaimana
“Oh, Kekasihku,
betapa indahnya terbuang tanpa aduh dalam pecahmu yang paling jauh. Betapa
manisnya tertusuk tanpa desir paling gurun dalam musim semimu. Entah siapa aku
jika aku sungguh-sungguh kehilangan dirimu, meski aku juga tidak akan tahu
siapa diriku jika bersama dirimu.” (herlinatiens)
اهدنا الصراط
المستقيم
Senin di pagi yang sedikit syahdu 06. 45
Bonot, 17 April 2017