"Tuhan itu tunggal.
Maka kita—sebagai makhluk-Nya—wajib ber-dualisme; dua-dua alias berpasang-pasangan. Sebab kita kosong! Bukankah bila kita berkumpul dengan pasangan semacam positif berkumpul negatif; kosong?"
Ada
pertanyaan menarik dari teman saya, pertanyaannya begini; kenapa perbuatan buruk ada? Seandainya tidak ada perbuatan
buruk, negara kita pasti damai, tidak ada teroris, tidak ada korupsi, dan
perbuatan-perbuatan buruk lainnya. Maka jadilah dunia ini indah tanpa namanya keburukan. Pertanyaannya
memang sederhana, tapi sangat menarik untuk di renungkan.
Apakah
dunia akan indah, bila manusia tidak ada yang berbuat keburukan? Semua manusia hanya akan berbuat kebaikan.
Sepintas bila kita berlogika, memang terbayang indah dan makmur bila dunia ini
tanpa adanya keburukan. Saya jadi teringat, dalam al-Qur'an bahwa Tuhan telah
menciptakan sesuatu dengan berpasang-pasangan. Hal itu juga sependapat dengan
banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa, semua didunia ini diciptakan dengan
pasangannya. Jantan (xy) dengan betina
(xx) mewakili jenis kelamin, hitam dengan putih mewakili gelap dan terang,
begitu juga dengan baik dengan buruk, itu semua saling berpasangan.
J.J.
Thomson, seorang ilmuwan menemukan
partikel yang saling berpasangan dan saling tarik menarik di dalam atom
yaitu; proton yang bermuatan positf (+) dan netron yang bermuatan negatif
(-). Hal ini membuktikan segala sesuatu memiliki pasangan. Aneh ya? Tapi hal
itu logis dan ilmiah.
Begitu
juga dengan “baik” dan “buruk”, dua nama yang saling
berlawanan, yang saling mentiadakan namun juga saling mengadakan. Itu namanya
berpasangan. Jika, tidak saling mentiadakan dan mengadakan bukan berpasangan
namanya. Karena sesuatu yang disebut berpasangan adalah jika keduanya
dipertemukan, maka akan menjadi nol
atau setimbang.
Logikanya
begini; jika positif satu (+1)
ditambah dengan negatif satu (-1), maka tidak lain dan tidak salah
hasilnya sama dengan nol (0), itu
yang pernah kita pelajari tentang pelajaran matematika di SD. Tidak beda juga
dengan manusia, jika seorang laki-laki ditemukan atau dikawinkan dengan seorang
wanita yang dicintainya, maka gejolak rindu di dalam hati keduanya akan menjadi
tenang dan stabil, itulah yang dinamakan keadaan
setimbang.
Jadi,
janganlah berharap atau membayangkan keburukan di dunia nyata ini musnah, hidup
ini terasa hambar bagai kuah tanpa garam, dunia akan merasa bosan. Karena keburukan dan kebaikan termasuk
perbuatan yang saling berpasangan dan berpasangan itu indah. Maka, manusia
tidak akan pernah bisa memusnahkan keburukan dari kehidupan dunia selama masih
ada kebaikan. Yang kita bisa hanyalah meminimalkan keburukan dengan berusaha
menempatkan diri kita pada posisi kebaikan. Semoga kita dapat menjadi manusia
yang bisa menempatkan diri pada posisi kebaikan. Ihdinâ ash-shirâth al-mustaqîm!
Wallahu A’lam![]